YES
May 2nd, 2010
John Lennon pernah bercerita, kenapa dia bisa jatuh cinta ma Yoko Ono.
Waktu itu John Lennon sedang menghadiri pameran seni Yoko Ono.
Kemudian, setelah lama berkeliling ia menemukan sebuah benda aneh yang menurutnya tidak memiliki nilai seni sama sekali.
Mr. Lennon pun bingung.
Dia mengamati sebuah tangga yang tepat di atas tangga tersebut tergantung sebuah kaca pembesar. Setelah lama mengamati akhirnya Mr. Lennon pun penasaran, dan berusaha naik ke atas tangga untuk mengamati loop yang tergantung di atasnya.
Sesampainya di atas, Mr. Lennon melihat sebuah titik hitam kecil. Ia pun akhirnya mengambil kaca pembesar di sampingnya, dan memperhatikan titik kecil tersebut. Ternyata titik tersebut adalah sebuah kata, sebuah kata yang sangat singkat namun memiliki arti yang dalam:
YES
Mr. Lennon pun merinding sejenak. Ia kemudian melihat ke sekeliling, dan dibawahnya berdiri Yoko Ono, sedang tersenyum kepadanya.
Yang pengen gw bahas dari cerita di atas bukan tentang cerita cinta John dan Yoko, tapi lebih tentang karya Yoko tersebut:
Coba deh lo perhatikan dengan detail, Kenapa harus menaiki tangga? Kenapa harus melihat dengan kaca pembesar?Kenapa mesti YES?
Dan kini gw dapet jawabannya.
Karena jika tulisan YES tersebut dibuat besar dan semua orang dapat melihatnya maka tulisan tersebut tidak bernilai sama sekali. Yoko berusaha menganalogikan bagaimana seseorang yang akhirnya bisa berkata YES ketika mencapai tujuannya dengan susah payah (menaiki tangga, dan melihat dengan kecil). Karena sesungguhnya, kepuasan itu akan lebih bernilai jika ia susah terlihat dan membutuhkan usaha untuk melihatnya.
Kesuksesan dan kepuasan, tidak lain adalah sebuah titik hitam kecil dilangit-langit. Dimana kita harus berusaha memanjat dan melihatnya dengan menggunakan kaca pembesar. Sebuah analogi yang jenius.
Life give us too much freedom, but not enough options
Vincent James Alia
Leave a Reply